TREND PERTANIAN VERTIKAL
Pertanian vertikal sendiri bekerja dengan menanam sayuran dalam lapisan bertumpuk melalui media yang telah dirancang sedemikian rupa dan dikendalikan tanpa menggunakan tanah.
Penenaman melalui media vertikal ini memanfaatkan energi cahaya sebagai aspek utama dalam perkembangannya. Emmanuel Evita, direktur komunikasi global di Infarm, mengungkapkan bahwa melalui metode ini, memungkinkan para petani untuk mandiri terhadap iklim dan mampu tumbuh dalam kondisi apa pun, meskipun terdapat perubahan iklim, cuaca ekstrem, atau bencana yang biasanya mengganggu produksi dan distribusi makanan.
Pada dasarnya pertanian vertikal ini dapat diaplikasikan langsung di luar maupum di dalam ruangan. Dibandingkan dengan metode pertanian konvensional, Infarm berpendapat bahwa pertanian vertikal menggunakan lebih sedikit ruang dan lebih sedikit air. Tanaman tersebut juga ditanam secara lokal dan bebas dari pestisida kimiawi, menjadikannya lebih baik bagi konsumen dan lingkungan.
Salah satu alasan pertanian vertikal dapat membantu mengurangi limbah ekologis yang terkait dengan pertanian industri tradisional, adalah karena pertanian menggunakan 95 persen lebih sedikit air dan 75 persen lebih sedikit pupuk. Ia juga tidak menggunakan pestisida kimia, tidak ada benih yang dimodifikasi secara genetik dan dikatakan mampu menghemat 14 liter air per kilogram produk.
sumber : https://linkumkm.id/news/detail/9539/pertanian-vertikal-menjadi-tren-baru-dengan-omset-menggiurkan
Komentar
Posting Komentar